Selasa, 12 Mei 2009

PUISI

SEDIH DI ATAS KEBAHAGIAAN

Hidup ini memang sungguh indah
Kenapa hampa bagiku
Tidurku selalu menyadarkan ku
Membuka segala kekuranganku
Hati ingin bertanya, sedih membayangkan
Dikala hari cerah kucuci mukaku dari kotoran
Rasa itu kadang bertanya
Apakah hidup?
Dimana kebahagian?
Jika aku masih bernyawa
Apakah aku lawak hidup?
Naluriku..!
Jangan engkau menagis
Segalanya telah aku korbankan,
Nadi di seluruh tubuhku telah membeku
Semua itu demi engkau
By: tumbur pardosi


Aku Pasti Kembali

Kenpa air matamu jatuh
Ketika matahari tenggelam
Sinar itu pasti datang lagi
Begitu juga
Ku bukan meningalkan mu
Ku hanya pergi sementara
Di pagi hari sinar itu datang lagi
Bukalah jendela hatimu
Buka seluanya
Hanggatkan tubuhmu
yang ditenggelamkan kesepian

By: tumbur




CEMBURU

Tak dapat kutahan emosi diriku
Lontarkan segudang tanya
Ungkapkan semua apa adanya
Nada bicara tak sempurna
Belum juga kau tak mengerti
Hinggaakhirnya kau pahami
Mafkan diriku tak ada maksut untuk
mengekan dirimu dengan penuh tanya
maafkan sikapku hingga kau kecewa
ku haya tutupi dari rasa cemburu
meskipun kutahu engkau berada
tapi tetap saja kuresah
ku tepis curiga didalam hatiku
namun tetap saja ku tak biasa.

By: tumbur pardosi

Cara Terbaik

Ingin ku lupakan engkau
Hatiku yang tak sanggup
Jika ku ingat pada mu
Wajah mu menjadi penyiksa bagiku
Aku tak rela melepasakan mu
Karna aku sayang padamu
sikapmu, caramu, membuatku binggung
Walupun tersa perih, tersiksa
Ku mengghapus jejakmu dari hidupku

By: tumbur pardosi



Penderitaan Hati

Angin terasa kencang
Kaki- kaki hujan jatuh dari bumi yang mendung
Rumah, pondok, dan juga dedaunan tak bisa tempat berteduh
Musim ini sering datang menulis sebuah cerita
Taukah kau Hatiku menangis dalam kegelapan?
Rumah, pondok, dan dedaunan Hanya itu yang tau
Besok pagi di kala matahari muncul
Ku hangatkan seluruh tubuhku
Ku bangunkan dia dari tidurku yang panjang

By: Tumbur Pardosi
Bandung 9 mei 2009



Penderitaan Terpendam

Awalnya sikap mu tak seperti ini
Ketika bumi ini mendung
Kau lari dan terus sembunyi
Rasa dingin tak bisa kau tahan
Lihat di disekelilingmu
Pondok, rumah dan dedaunan, bisa tempat berteduh
Tubuhmu semakin beku
Berlarilah dan pergi kepondok sana
Disaat kau pulas berterimakasilah
Jadi kan ini sebuah cerita bagimu

Tumbur pardosi
Bandung 10 mei 2009




Malamku terlarut

Malam ini terasa asing bagiku
Ketika sekuntung mawar bersamaku
Lama rasa ini tak pernah kurasakan
Detik demi detik malam tersa hening
Malam yang begitu indah rasa itu terlarut
Di dalam ranjang yang empuk kami bertengger melewatkan malam
Malam itu ku muntahkan, kularutka segala rasaku
Hingga malam tengglam melebur segala rasa

By: tumbur pardosi
Bandung
6 april 2009



Ratapan jomblo”ers
Dalam gelap malam aku merenung
Menunggu datangnya harapan yang terlintas di benakku
Ku merenungi hari hari tanpa kekasih
Iri rasa hati melihat yang lain bergandengan tangan..... bercumbu mesra
Namun aku hanya bisa melihat dari layar kaca...
Sekian lama aku hidup..
Namun belum pernah aku rasakan
Belai mesra seorang wanita yang sangat aku cintai
Sering aku impikan gadi-gadis yang lewat
Namun sayang tak ada yang jadi kenyataan
Owhh.,, apakah aku di sdebut lelaki
Yang bisa melulukan setiap hati wanita
Apakah aku “pejantan” atukah aku “pecundang”
Yang kini ku inginkan hanyalah mendapatkan pacar
Ataukah seumur hidup aku akan menjomlo!!!

Bandung
21 april 2009



Malam Pertobatan

Malam tadi kulepas perbuatan burukKu
MataKu tertidur hingga mimpi menemani
Rasa ini indah
Seperti tak ternodai
Saat kecil sel-sel tubuh berjalan lancar
Otak terasa segar disaat ber pikir
sekarang
Aku muak di saat aku dewasa
Iblis Apa yang datang dalam pikiranku
Malam...
Jika tuhan mengghendaki aku berobat
Muzizat apa yang datang malam tadi
Tubuh ini sepertinya sudah lama tak kurasakan
Rindu se juta kali rindu.

By; tumbur pardosi
Bandung


Merangakai Kata
Jika aku berfikir
Aku Lagi merangkai kata
Jika aku tertidur
Kata itu tak terulis
Banyak kata, yang tak terceritakan
jika aku merangkai kata
aku dalam keadaan berfikir
saat aku menghayal
jangan kau halangi
indahnya sesaat merangkai kata demi kata
seindah saat melewat samudara luas

Tumbur pardosi
bandung



Pengorbanan sang ibu

Kata ini tak ada niat aku keluarkan
pikiran ini tak niat untuk sedih
Putih mulus duwahai engkau ibuku
pengorbananmu suci seperti bulu domba
Awalnya saat pertama aku lahir
beban itu telah aku tumpahkan bagimu
seyumanmu dan juga dambaan mu
sungguh sejuk seperti embun di pagi hari
jika gelombang itu kecil
kau senyum indah dan menyejukkan
jika gelombang itu kencang “ingat aku” itu kau katakan
Hidup ini bagaikan panggung sandi wara
tempat canda dan tawa,
mengapa darah ditubuhku merasa dan berkata oleh penderitaan Mu?
Angin itu mulai kencang
Lihat, dedaunan di singa sana berguguran
Menandakan kemarau itu lama,.,
ku tak mau bertanya atas semua itu,
Dilorong sana sudah aku temukan sebuah jawapan nya
Ingin ku tak mau tertompang padamu
ku tau tulangmu tak sanggup menggendongku
Rasaku Tak adamaksut membuatmu menderita,
Ku lihat Ranting yang kamu muntahkan dari pohonmu
terasa kurus tak sanggup tempat menompang.,,
Ku menelusuri jalan ini mencari sebuah pengobat luka,
yang telah lama ibu tahan di dalam hidup
ku tau rasa itu tak kuat seperti baja

tumbur pardosi
bandung 10 april 2009
buat ibu